Showing posts with label Bahan bangunan. Show all posts
Showing posts with label Bahan bangunan. Show all posts

Tuesday 3 September 2013

Mengenal Mortar, si Semen atau Beton Instan


Nah, kalau Anda ingin lebih “selamat” dari kesalahan tersebut, kenapa untuk membangun rumah Anda tidak mencoba yang satu ini : Mortar. Sudah pernah dengar apa itu Mortar? Apaan tuh..?? Hehehe.. Bagi Developer atau Kontraktor mungkin istilah Mortar tidak asing lagi. Oke, bagi Anda yang baru kenal atau tidak kenal sama sekali, yuk sama-sama kita mencari tahu apa itu Mortar. Mortar adalah bahan bangunan berbahan dasar semen yang digunakan sebagai "perekat" untuk membuat struktur bangunan. Yang membedakan mortar dengan semen, sebenarnya mortar adalah semen siap pakai yang komponen pembentuknya umumnya adalah semen itu sendiri, filler, dan berbagai jenis additif yang sesuai. Lebih tepatnya, Mortar adalah semen instan siap pakai. Sekarang kan zamannya instan..? Hehehehe... Seperti kita tahu, dalam proses penggunaan semen oleh tukang, biasanya kita melihat tukang mencampur semen, pasir ayak, kapur (lime), bata merah halus (opsional), dan air. Pencampuran ini tentunya selalu tidak pernah seragam dan juga hanya berdasarkan "intuisi" si tukang. Adanya mortar tentunya merubah konsep cara pencampuran seperti itu karena mortar adalah "Semen Instant" siap pakai, hanya tambah air, aduk, kemudian langsung bisa dipakai.

Kenapa kita pakai mortar?
Alasannya sebenarnya simpel, yaitu antara lain memiliki keunggulan :
1. Konsistensi
Karena diproduksi masal dan juga dengan alat modern dan oleh pabrikan, maka konsistensi bahan bakunya cukup seragam. Kita tidak perlu pusing lagi akan stabilitasnya.
2. Mudah
Jelas, tinggal tambah air, langsung pakai
3. Lebih baik
Adanya additif yang sesuai akan memberikan sifat bahan yang lebih baik dibanding hanya dengan menggunakan campuran semen biasa. Terkadang dengan aplikasi semen biasa bisa menyebabkan beberapa problem, antara lain lantai terangkat, dinding pecah-pecah / retak, dan lain-lain. Penggunaan mortar yang tepat akan bisa menghindarkan problem ini di kemudian hari.
Kekurangannya otomatis dari sisi harga, karena mortar dijual amat sangat jauh lebih mahal daripada semen (bisa di-check harganya di toko bahan bangunan / material) dan dibandingkan per kilo-nya.

Jenis-jenis mortar
Di Indonesia telah diperkenalkan beberapa jenis mortar, yaitu antara lain :
1. Tile Adhesive (Perekat Keramik)
Ada vertikal (dinding) dan horizontal (lantai), dan juga ada perekat keramik baru diatas keramik lama (tanpa membongkar keramik lama)
2. Tile Grout
Sebagai pengisi nat (celah) antar keramik
3. Thin Bed
Untuk perekat AAC (Autoclaved Aerated Concrete) alias bata ringan
4. Skim Coat
Untuk pelapis dinding baru
5. Dll. 

Jadi bingung deh mau milih yang mana, make semen biasa atau yang instan alias mortar. Heheheh... Oke deh... Ikuti aja terus blog ini, untuk berlangganan daftarkan email Anda pada kolom yang kami sediakan.

Tuesday 27 August 2013

Beberapa Berat Jenis Material Bangunan

Sebuah Bangunan terdiri dari berbagai macam Material yang dipadukan menjadi satu kesatuan, sehingga tercipta sebuah bangunan yang Komplit, mulai dari Pondasi, Dinding, Kusen dan Pintu, Atap, sampai pekerjaan Finishing. Setiap Material komponen bangunan ini memiliki Berat Jenis yang berbeda-beda, sesuai Bahan dan karakteristiknya masing-masing.

     Dengan mengetahui Berat Jenis dari setiap Item Material pada Bangunan ini, kita dapat Menghitung Beban Real dari Bangunan tersebut. Berdasarkan data Beban Real ini kita dapat melakukan Disain Struktur yang "Aman".

     Berat Material ini sendiri merupakan Beban Mati (qd) selain Beban Mati Tambahan (qd), yang menjadi Dasar Perhitungan dalam Disain Struktur. Untuk mendisain Struktur kita juga harus menambahkan Beban Hidup (ql). Rumusnya Beban Maksimum pada Struktur dapat dilihat dibawah:

                Beban Maksimum (qu) = 1,2.qd + 1,6.ql

     Jadi cukup penting bagi kita untuk mengetahui Berat Jenis dari masing-masing Material Bangunan, agar kita dapat mendisain Struktur secara Real, bukan hanya secara Teori saja. Beberapa item Daftar Berat Jenis Material Bangunan dapat dilihat dibawah:


No Nama Material Berat jenis
1Pasir 1400kg/m3
2Kerikil, Koral, Split (kering/lembab) 1800kg/m3
3Tanah, Lempung (kering/lembab) 1700kg/m3
4Tanah, Lempung (basah) 2000kg/m3
5Batu Alam 2600kg/m3
6Batu Belah, Batu Bulat, Batu Gunung       1500kg/m3
7Batu Karang 700kg/m3
8Batu Pecah 1450kg/m3
9Pasangan Bata Merah 1700kg/m3
10Pasangan Batu Belah, Bulat, Gunung 2200kg/m3
11Pasangan Batu Cetak 2200kg/m3
12Pasangan Batu Karang 1450kg/m3
13Kayu (Kelas I) 1000kg/m3
14Beton 2200kg/m3
15Beton Bertulang 2400kg/m3
16Besi Tuang 7250kg/m3
17Baja 7850kg/m3
18Timah Hitam/ Timbel 11400kg/m3

Cara Mengetahui Berat Jenis Pasir


Pemeriksaan berat jenis dan SSD pasir merupakan hal yang penting untuk mengetahui pasir tersebut telah memenuhi syarat atau belum untuk bahan campuran adukan beton.
Tujuan dilakukan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui cara memeriksa berat jenis maupun SSD pasir. Benda uji yang digunakan adalah pasir kering tungku. Sedangkan alat yang digunakan yaitu :
  1. Alat penimbang
  2. Tabung ukur volumetric flush 1000 ml
  3. Loyang
  4. Tungku pengering (oven)
Cara pelaksanaan pengujian yaitu :
  1. Isi tabung ukur dengan air sampai line terakhir.
  2. Timbang, kemudian keluarkan air.
  3. Siapkan pasir SSD sebanyak 500 gr.
  4. Masukkan pasir SSD ke dalam tabung ukur, jangan sampai tumpah.
  5. Setelah itu masukkan air sampai line terakhir.
  6. Goyang-goyangkan sampai udara nampak keluar.
  7. Beri air sampai line akhir.
  8. Keluarkan air dari tabung ukur.
  9. Keluarkan pasir dari tabung ukur dan keringkan selama 24 jam.
Berikut adalah contoh hasil pengujian dan bagaimana cara mengolah data hasil pengujian untuk mendapatkan berat jenis pasir
  1. Berat pasir + tabung ukur + air (A) = 1575,8 gram
  2. Berat pasir SSD (B) = 500 gram
  3. Berat tabung ukur + air (C) = 1267,8 gram
  4. Berat pasir kering tungku (D) = 470,1 gram
  5. Berat jenis pasir kering tungku = { D / [(C+B) - A] }
  6. Berat jenis pasir kering tungku = { 470,1 / [(1267,8+500) - 1575,8] } = 2,4484375 = 2,45
  7. Berat jenis pasir SSD = { B / [(C+B) - A] }
  8. Berat jenis pasir SSD = { 500 / [(1267,8+500) - 1257,8] } = 2,06416 = 2,06
Jadi kesimpulan hasil dari perhitungan diatas adalah :
  • Berat jenis pasir kering tungku = 2,45
  • Berat jenis pasir SSD = 2,06
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut maka pasir tersebut memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan bangunan. PUBI 1982 Pasal 11 Pasir Beton “Syarat berat jenis pasir yang baik adalah 2.4-2.9”